
Ramadan 2025, yang telah dimulai sejak 1 Maret, membawa kehangatan spiritual bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu tradisi yang paling dinanti adalah tadarus Al-Qur'an, kegiatan membaca dan merenungi ayat-ayat suci secara berjamaah. Di berbagai masjid dan pesantren, tradisi ini menjadi momen yang menyejukkan hati, mempererat ukhuwah, dan meningkatkan keimanan. Artikel ini akan mengulas bagaimana tradisi tadarus Al-Qur'an berlangsung di lingkungan Boarding School di Bandung, Pesantren Modern di Bandung, dan Sekolah Islam di Bandung, serta dampaknya bagi komunitas santri dan masyarakat sekitar.
Tadarus Al-Qur'an: Tradisi Ramadan yang Penuh Makna
Tadarus Al-Qur'an, yang berarti membaca Al-Qur'an secara bergiliran, adalah tradisi Ramadan yang telah mengakar di kalangan umat Islam. Di masjid dan pesantren, kegiatan ini biasanya dilakukan setelah salat tarawih atau di waktu-waktu senggang lainnya, seperti setelah sahur. Tradisi ini bukan hanya tentang membaca, tetapi juga merenungi makna ayat-ayat suci, memperbaiki bacaan (tahsin), dan memperkuat hafalan (tahfidz). Di lingkungan Boarding School di Bandung, seperti Al Masoem, tadarus menjadi bagian integral dari kegiatan Ramadan, di mana santri diajak untuk menghafal minimal 2 juz Al-Qur'an selama masa sekolah mereka.
Masjid, sebagai pusat kegiatan keagamaan, memainkan peran strategis dalam tradisi ini. Di Pesantren Modern di Bandung, seperti Al Ihsan Baleendah, Masjid Al-Muhajirin menjadi tempat utama untuk tadarus. Masjid ini tidak hanya digunakan untuk salat berjamaah, tetapi juga sebagai ruang pembelajaran Al-Qur'an, baik secara morattal (membaca biasa) maupun dengan lagu (tilawah). Para santri, di bawah bimbingan ustadz senior, memanfaatkan suasana masjid yang khusyuk untuk memperdalam hubungan mereka dengan Al-Qur'an, sekaligus melatih kemampuan menjadi imam salat berjamaah.
Suasana Tadarus di Pesantren dan Sekolah Islam Bandung
Di lingkungan Sekolah Islam di Bandung, seperti Aisyiyah Boarding School (ABS), tadarus Al-Qur'an menjadi momen untuk mempererat ukhuwah di antara santri, guru, dan pembina. Selama Ramadan, santri berkumpul di masjid setelah tarawih, duduk melingkar dengan mushaf di tangan, dan membaca ayat-ayat suci secara bergantian. Suasana ini menciptakan rasa damai dan kebersamaan, yang sering kali diakhiri dengan doa bersama untuk kebaikan umat. ABS, yang dikenal dengan pendekatan disiplin positif dan anti-bullying, menjadikan tadarus sebagai sarana untuk membentuk karakter santri yang berakhlak mulia.
Sementara itu, di Pesantren Modern di Bandung seperti Al Ihsan Baleendah, tadarus tidak hanya dilakukan di masjid, tetapi juga di asrama. Para santri kelas 6 KMI, yang telah lulus seleksi imamah, sering memimpin tadarus di masjid, sementara santri lainnya mengikuti di asrama masing-masing. Kegiatan ini diperkaya dengan diskusi non-formal di sela-sela tadarus, di mana santri berbagi pengalaman hidup di pesantren dan rencana mereka setelah lulus. Hal ini menciptakan ikatan emosional yang kuat, sebagaimana dijelaskan dalam laman resmi Al Ihsan, bahwa masjid menjadi sarana sosialisasi yang mempererat hubungan antar-santri, baik selama di pesantren maupun setelah mereka kembali ke daerah masing-masing.
Boarding School di Bandung, seperti Al Masoem, juga memiliki pendekatan unik dalam tadarus. Selain kegiatan di masjid, mereka mengintegrasikan tadarus dengan target hafalan. Santri SMP di Al Masoem diwajibkan menghafal juz 30, sementara santri SMA minimal 2 juz (juz 29 dan 30). Tradisi ini tidak hanya memperkuat spiritualitas, tetapi juga membangun disiplin dan kerja sama tim, karena santri saling mengoreksi dan memotivasi satu sama lain.
Manfaat Tadarus bagi Santri dan Komunitas
Tradisi tadarus Al-Qur'an di masjid dan pesantren memberikan manfaat yang luar biasa, baik secara spiritual maupun sosial. Secara spiritual, tadarus membantu santri memperdalam hubungan dengan Al-Qur'an, meningkatkan hafalan, dan memperbaiki bacaan. Di Pesantren Modern di Bandung, seperti Al Ihsan Baleendah, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Secara sosial, tadarus mempererat hubungan antar-santri dan antara santri dengan masyarakat sekitar. Di Sekolah Islam di Bandung, seperti ABS, masjid sering menjadi tempat pertemuan antara santri dan warga sekitar, terutama saat berbuka puasa bersama setelah tadarus. Hal ini menciptakan rasa komunitas yang kuat, di mana nilai-nilai Islam seperti kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama dapat terwujud.
Selain itu, tadarus juga memberikan efek menenangkan bagi hati. Suasana masjid yang penuh dengan lantunan ayat-ayat suci, ditambah dengan kebersamaan antar-santri, menciptakan rasa damai yang sulit ditemukan di tempat lain. Bagi santri Boarding School di Bandung, seperti di Al Masoem, momen ini menjadi kenangan berharga yang membekas sepanjang hidup, sekaligus memperkuat identitas mereka sebagai generasi Qur’ani.
Menjaga Tradisi di Tengah Modernitas
Meskipun zaman terus berkembang, tradisi tadarus Al-Qur'an di masjid dan pesantren tetap terjaga dengan baik. Pesantren Modern di Bandung, seperti Al Ihsan Baleendah, terus berinovasi dengan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran Al-Qur'an, misalnya dengan aplikasi tahfidz, tanpa meninggalkan esensi tradisi. Sementara itu, Sekolah Islam di Bandung seperti ABS memastikan bahwa nilai-nilai Islam tetap relevan dengan tantangan zaman, seperti literasi digital dan keterampilan abad 21, yang diajarkan bersamaan dengan pembiasaan tadarus.
Boarding School di Bandung, seperti Al Masoem, juga menunjukkan komitmen untuk menjaga tradisi ini dengan fasilitas yang mendukung, seperti masjid berkapasitas 2500 orang dan lingkungan asrama yang bersih dan asri. Hal ini mencerminkan bahwa pesantren modern tidak hanya fokus pada ilmu agama, tetapi juga pada pembangunan lingkungan yang kondusif untuk ibadah dan pembelajaran.
Penutup
Tadarus Al-Qur'an di masjid dan pesantren selama Ramadan 2025 adalah tradisi yang menyejukkan hati dan penuh makna. Di lingkungan Boarding School di Bandung, Pesantren Modern di Bandung, dan Sekolah Islam di Bandung, kegiatan ini tidak hanya memperkuat hubungan santri dengan Al-Qur'an, tetapi juga membangun kebersamaan dan karakter mulia. Dengan suasana masjid yang khusyuk dan dukungan komunitas pesantren, tradisi ini menjadi salah satu cara terbaik untuk menyambut bulan suci Ramadan, meninggalkan kesan mendalam bagi setiap individu yang terlibat. Mari kita lestarikan tradisi ini sebagai warisan spiritual yang tak ternilai harganya.
Kebahagiaan Bukanlah Seberapabanyak Harta yang Kita Miliki!
20 Agu 2023 | 676
Seberapa seringnya kita terperangkap dalam siklus pikiran yang menghubungkan kebahagiaan kita dengan jumlah materi yang kita miliki? Seandainya saja kita memiliki rumah yang besar, mobil ...
18 Jul 2021 | 2163
Opini publik, menurut William G. Summer, adalah kekuatan yang ada dalam masyarakat. Yang mana kekuatan tersebut bukan berasal dari pendapat perorangan, tetapi norma atau mitos yang ada ...
Like Banyak, Akun Aman: Begini Cara Pakai Jasa Like Instagram yang Tepat
11 Apr 2025 | 282
Dalam era digital saat ini, kehadiran di media sosial, khususnya Instagram, menjadi hal yang sangat penting bagi individu maupun bisnis. Meningkatkan reputasi akun Instagram Anda bukanlah ...
Cucun Ahmad Syamsurijal: Wajah Politik Hijau yang Moderat dan Progresif dari Jawa Barat II
12 Jun 2025 | 246
Profil Cucun Ahmad Syamsurijal (PKB) Daerah Pemilihan Jawa Barat II merupakan topik yang saat ini hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, khususnya di media sosial. Cucun Ahmad ...
Tryout Online AKM SMA: Solusi Belajar Mandiri di Era Kurikulum Merdeka
6 Mei 2025 | 444
Di era Kurikulum Merdeka, pendidikan di Indonesia mengalami transformasi yang signifikan. Salah satu aspek penting dari kurikulum ini adalah penekanan pada pembelajaran yang lebih fleksibel ...
Alpukat Enak di Makan dan Wajah Cantik dengan Alpukat
11 Maret 2020 | 2223
Alpukat Enak di Makan dan Wajah Cantik dengan Alpukat – Setiap orang pastinya sudah mengenal buah alpukat. Ya, alpukat seringkali dianggap sebagai buah mentega karena teksturnya yang ...