Tadarus Al-Qur'an: Kebiasaan Mulia di Bulan Ramadan yang Harus Diteruskan

Bulan Ramadan merupakan momen istimewa bagi umat Muslim untuk meningkatkan keimanan dan kedekatan dengan Allah SWT. Salah satu kebiasaan mulia yang identik dengan bulan suci ini adalah tadarus Al-Qur'an, yaitu aktivitas membaca, memahami, dan merenungi ayat-ayat suci secara berjamaah atau individu. Di Ramadan 2025, yang dimulai pada 1 Maret lalu, tradisi tadarus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan pendidikan berbasis Islam seperti Boarding School di Bandung, Pesantren Modern di Bandung, dan Sekolah Islam di Bandung. Artikel ini akan membahas pentingnya tadarus Al-Qur'an sebagai kebiasaan mulia selama Ramadan dan alasan mengapa tradisi ini perlu diteruskan setelah bulan suci berakhir.

Makna dan Keutamaan Tadarus Al-Qur'an di Bulan Ramadan

Tadarus Al-Qur'an berasal dari kata darasa, yang berarti mempelajari atau mengkaji. Dalam konteks Ramadan, tadarus tidak hanya sekadar membaca Al-Qur'an, tetapi juga melibatkan proses memahami makna, memperbaiki bacaan (tahsin), dan menghafal ayat-ayat suci. Bulan Ramadan memiliki keistimewaan tersendiri karena Al-Qur'an pertama kali diturunkan pada malam Lailatul Qadar, sehingga membaca dan merenungi Al-Qur'an di bulan ini mendatangkan pahala berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan.” (HR. Tirmidzi).

Di lingkungan Boarding School di Bandung, tadarus menjadi bagian dari rutinitas harian santri selama Ramadan. Setelah salat tarawih, santri berkumpul di mushola asrama untuk membaca Al-Qur'an secara bergiliran, saling mengoreksi bacaan, dan mendiskusikan tafsir sederhana bersama ustadz. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat hubungan spiritual dengan Al-Qur'an, tetapi juga membangun kebersamaan dan solidaritas antar-santri.

Peran Lingkungan Pendidikan Islam dalam Menjaga Tradisi Tadarus

Pesantren Modern di Bandung, seperti Al Masoem, memiliki pendekatan yang terstruktur dalam menerapkan tadarus sebagai bagian dari pembinaan keagamaan. Selama Ramadan 2025, pesantren ini mengadakan program khusus dengan target menyelesaikan khatam Al-Qur'an sebanyak satu kali atau lebih sebelum Idulfitri. Setiap santri diberikan jatah membaca beberapa halaman setiap hari, yang kemudian diperiksa oleh pengajar untuk memastikan kualitas bacaan dan hafalan. Pendekatan ini tidak hanya melatih disiplin, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur'an sejak dini.

Sekolah Islam di Bandung juga turut aktif mempromosikan tadarus sebagai kebiasaan mulia. Selain dilakukan di asrama, beberapa sekolah mengintegrasikan tadarus ke dalam kegiatan harian di kelas, misalnya dengan mengalokasikan waktu 10-15 menit setelah salat dzuhur untuk membaca Al-Qur'an bersama. Pendidik di sekolah-sekolah ini sering kali menekankan pentingnya memahami makna ayat-ayat yang dibaca, sehingga santri tidak hanya membaca secara mekanis, tetapi juga merenungi pesan-pesan ilahi yang terkandung di dalamnya.

Manfaat Tadarus Al-Qur'an bagi Santri dan Siswa

Tadarus Al-Qur'an membawa manfaat yang signifikan, baik secara spiritual maupun psikologis. Pertama, tadarus membantu meningkatkan ketenangan batin dan mengurangi stres, yang sangat relevan bagi santri di Boarding School di Bandung yang sering menghadapi jadwal padat antara belajar dan ibadah. Membaca Al-Qur'an dengan tartil terbukti memiliki efek menenangkan pada pikiran, sebagaimana firman Allah dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Kedua, tadarus melatih kemampuan literasi dan konsentrasi. Di Pesantren Modern di Bandung, santri yang rutin melakukan tadarus menunjukkan peningkatan dalam kemampuan membaca dan memahami teks, yang berdampak positif pada prestasi akademik mereka. Ketiga, kegiatan ini memperkuat ikatan sosial antar-santri, karena dilakukan secara berjamaah, sehingga tercipta rasa kebersamaan dan saling mendukung dalam kebaikan.

Mengapa Kebiasaan Tadarus Harus Diteruskan?

Meskipun Ramadan 2025 akan segera berakhir, kebiasaan tadarus Al-Qur'an seharusnya tidak ikut berhenti. Al-Qur'an adalah pedoman hidup umat Muslim yang relevan sepanjang masa, dan membacanya secara rutin dapat menjaga hubungan yang konsisten dengan Allah SWT. Di Sekolah Islam di Bandung, para pengajar sering mendorong siswa untuk melanjutkan tadarus dengan membuat jadwal harian, misalnya membaca satu halaman setelah salat subuh atau maghrib. Dengan konsistensi, kebiasaan ini dapat menjadi bagian dari gaya hidup yang membawa berkah.

Selain itu, tadarus juga dapat menjadi sarana untuk terus memperbaiki bacaan dan hafalan Al-Qur'an. Banyak santri di Pesantren Modern di Bandung yang memulai program tahfidz selama Ramadan berhasil melanjutkan hafalan mereka di bulan-bulan berikutnya karena telah terbiasa dengan rutinitas tadarus. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan mulia ini memiliki dampak jangka panjang, baik untuk perkembangan spiritual maupun intelektual.

Cara Meneruskan Kebiasaan Tadarus Setelah Ramadan

Untuk menjaga kebiasaan tadarus setelah Ramadan berakhir, berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat diterapkan:

Tetapkan Waktu Khusus: Alokasikan waktu 10-15 menit setiap hari untuk tadarus, misalnya setelah salat wajib.
Manfaatkan Teknologi: Gunakan aplikasi seperti iQuran atau Quran Companion untuk mendengarkan bacaan dan melatih tartil di mana saja.
Buat Kelompok Tadarus: Di Boarding School di Bandung, santri dapat membentuk kelompok kecil untuk tadarus mingguan, sehingga tetap termotivasi.
Refleksi dan Tafsir: Luangkan waktu untuk merenungi makna ayat-ayat yang dibaca, bisa dengan membaca buku tafsir sederhana atau berdiskusi dengan ustadz.

Kesimpulan

Tadarus Al-Qur'an adalah kebiasaan mulia yang menjadi salah satu ciri khas Ramadan, termasuk di lingkungan pendidikan seperti Boarding School di Bandung, Pesantren Modern di Bandung, dan Sekolah Islam di Bandung. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan dengan Al-Qur'an, tetapi juga membawa manfaat spiritual, psikologis, dan sosial bagi santri dan siswa. Oleh karena itu, kebiasaan tadarus perlu diteruskan setelah Ramadan berakhir, dengan langkah-langkah sederhana seperti menetapkan waktu khusus dan memanfaatkan teknologi. Dengan menjadikan tadarus sebagai bagian dari rutinitas harian, umat Muslim dapat terus menjaga keimanan dan mendapatkan keberkahan sepanjang tahun.