Psikologi konsumerisme menjadi topik menarik dalam kajian psikologi modern. Fenomena ini dipicu oleh gaya hidup konsumtif yang semakin merajalela di masyarakat. Konsumerisme sendiri merupakan kecenderungan membeli barang atau jasa tanpa mempertimbangkan kebutuhan yang sebenarnya, melainkan lebih kepada keinginan dan kepuasan pribadi.
Salah satu faktor utama yang menjadi pemicu psikologi konsumerisme adalah adanya tuntutan dari lingkungan sosial. Ketika individu terpapar dengan gaya hidup konsumtif di sekitarnya, hal ini secara tidak langsung mendorong individu untuk ikut serta dalam membeli barang-barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan. Konsumerisme juga sangat dipengaruhi oleh iklan dan media massa yang seringkali memperlihatkan gaya hidup mewah dan konsumtif sebagai citra kesuksesan dan kebahagiaan.
Keinginan untuk memiliki barang-barang baru dan gaya hidup yang lebih mewah juga memainkan peran penting dalam psikologi konsumerisme. Individu cenderung membeli barang-barang dengan harapan akan mendapatkan kepuasan emosional dan meningkatkan citra diri mereka di mata orang lain. Lebih dari itu, konsumerisme juga seringkali dikaitkan dengan upaya untuk mengisi kekosongan diri dan mencari kebahagiaan melalui kepemilikan benda.
Dalam era digital saat ini, psikologi konsumerisme semakin diperkuat dengan adanya teknologi. Kemudahan akses dan berbelanja melalui platform online membuat individu semakin rentan terhadap konsumerisme. Harga diskon, program loyalitas, dan promosi yang gencar turut membantu menggiring individu untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.
Dengan demikian, psikologi konsumerisme menjadi fenomena yang perlu mendapat perhatian secara serius. Dari perspektif psikologi, upaya untuk memahami motivasi dan perilaku konsumen menjadi penting untuk mengatasi dampak negatif dari konsumerisme terhadap individu dan masyarakat pada umumnya. Masyarakat perlu memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang konsumerisme agar dapat meminimalisir dampak negatifnya terhadap kehidupan dan lingkungan.
Dengan memahami psikologi konsumerisme, diharapkan masyarakat dapat membangun pola pikir yang lebih bijak dalam mengonsumsi barang dan jasa, serta tidak terjebak oleh kepemilikan barang-barang yang sebetulnya tidak mereka butuhkan.
Yuk Daftar Di Kampus Terbaik Universitas Negeri Surabaya Sekarang Juga
6 Des 2021 | 1940
Saat ini kampus-kampus terbaik di Indonesia sudah banyak sekali dan salah satunya adalah Universitas Negeri Surabaya. Berikut mari kita ulas ulang sejarah cikal bakal Unesa atau universitas ...
Ancaman Krisis Pangan, Jokowi Minta Warga Menanam Kebutuhan Pokok
9 Jun 2022 | 755
Dunia saat ini tengah berada dalam ancaman krisis pangan. Hal itu disebabkan karena pandemi Covid-19 yang terus meluas di negara lain. Kemudian terjadinya perang Ukraina-Rusia. Presiden ...
Sering Tersesat? Yuk,Belajar Kemampuan Bernavigasi dari Kucing!
8 Maret 2020 | 1491
Apakah kamu termasuk orang yang sering tersesat? Apakah kamu juga sering lupa terhadap tempat-tempat yang pernah kamu lalui? Atau apakah kamu termasuk orang yang sangat ...
Peringatan Rasulullah SAW Tentang Keadaan Akhir Zaman
25 Feb 2022 | 1121
Diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai penutup para Nabi (Khatam an-Nabiyyin) menjadi isyarat bahwa hari Kiamat sudah dekat. Umur dunia seakan-akan sudah tua dan ...
Waspada! Tanda Berikut Ini adalah Anda Terserang Penyakit Ginjal
16 Nov 2022 | 682
GINJAL merupakan salah satu organ penting manusia. Oleh karena itu, kita semua tentu saja harus selalu menjaga kesehatan ginjal. Selain menyaring produk limbah dari ...
Rekomendasi Pasang Kaca Film Semarang Berkualitas Terbaik
11 Feb 2022 | 1402
Semua kendaraan mobil pasti memiliki kaca dan di bagian kacanya tersebut dilapisi kaca film, hal ini bertujuan agar mobil terasa lebih sejuk dan AC mobil menjadi lebih dingin. Disamping itu ...