
Konflik...
Ini adalah hal yang rasanya pernah dialami oleh setiap orang. Dan konflik ini terjadi tanpa memandang usia, setidaknya sejak kau bayi kau pernah mengalaminya dalam bentuk yang berbeda-beda tentunya. Konflik pada bayi misalnya terjadi ketika bayi merasa lapar, ia akan menyelesaikan konflik tersebut dengan cara berkomunikasi yang ia bisa (baca: menangis). Berkembangnya usia, konflik yang kurang lebih hampir sama, namun akan berbeda cara penyelesaiannya. Sebagai contoh misalnya terjadi ketika anak usia sekolah dasar merasa lapar dan tidak ada makanan. Bisa jadi ia akan mengambil makanan yang ada di depannya terlepas milik siapapun itu atau ia akan mencari orang yang bisa ia mintai tolong untuk memberikannya makanan. Bisa jadi juga ia akan berusaha mencari bahan makanan untuk dia olah menjadi sesuatu yang bisa ia makan.
Contoh di atas berhubungan dengan diri dan makanan. Bagaimana jika konflik berhubungan dengan orang lain? Bagaimana seseorang bisa menyelesaikan konfliknya ya? Sebagai contoh jika ada anak yang menangis (sebut saja namanya X) karena ditertawakan oleh anak lain yang bernama Y. Menangis adalah cara penyelesaian konflik yang dilakukan anak X. Apakah menangis dapat menyelesaikan konfliknya? Ternyata ada beberapa metode yang bisa dilatihkan pada anak khususnya dalam menghadapi konflik dalam kesehariannya lho.
Kita simak yuk, metode apakah itu?
Ajukan pertanyaan Socrates
Socrates adalah salah satu tokoh dalam dunia psikologi. Dia membuat pengelompokan pertanyaan yang bisa membantu seseorang dalam menyelesaikan konfliknya. Pertanyaan tersebut dimulai dari tahap klarifikasi, mengemukakan alasan atas asumsi, mengemukakan bukti atas asumsi, mengemukakan sudut pandang, mencaritahu kebenaran, dan mencoba menstimulasi metakognisi (bertanya tentang pertanyaan).
Sebagai contoh jika ada anak yang menangis karena sesuatu. Bisa dicaritahu alasan anak tersebut menangis. Pertanyaan yang diajukan kurang lebih, “Mengapa kamu menangis?”
Misal jawabannya adalah, “Aku ditertawakan oleh Y saat jatuh di kelas.”
Orangtua bisa mengajukan pertanyaan lagi, “Yakin apakah ia menertawakanmu?”
Begitu seterusnya hingga tahapan pertanyaan seperti di atas. Intinya bantu anak agar ia bisa menilai apakah tindakan menangisnya tepat karena ditertawakan oleh teman atau tidak.
Coba mainkan peran menggunakan topi De Bono
Ada 6 topi dengan warna berbeda. Putih adalah topi yang melambangkan fakta, merah adalah topi yang melambangkan emosi, kuning adalah topi yang melambangkan keuntungan (hal positif), hijau adalah topi yang melambangkan alteranatif pemecahan masalah, biru adalah topi yang melambangkan perencanaan solusi, dan hitam adalah topi yang melambangkan kerugian (hal negatif).
Masih berdasarkan konflik yang sama, orangtua bisa memberikan pertanyaan arahan berdasarkan warna topi sesuai dengan lambangnya masing-masing.
Misal untuk topi putih ajukan pertanyaan, “Aoa yang sedang terjadi padamu?”
Anak akan menjawab, “Aku menangis.”
Kemudian ajukan pertanyaan berdasarkan topi merah, “Apa yang kau rasakan?”
Begitu seterusnya sampai akhirnya ia bisa menjawab pertanyaan yang dilambangkan oleh topi biru.
Bagaimana tertarik menerapkan metode ini?
Cara Riset Kata Kunci Google Tanpa Alat Berbayar: Teknik Gratis tapi Efektif!
23 Maret 2025 | 147
Riset kata kunci merupakan salah satu langkah penting dalam strategi SEO. Banyak orang beranggapan bahwa untuk melakukan riset kata kunci yang efektif, mereka memerlukan alat berbayar. ...
Tips SEO untuk Pemula: Panduan Awal Meningkatkan Visibilitas Website di Google
10 Mei 2025 | 113
Dalam era digital saat ini, memiliki website yang menarik saja tidak cukup. Anda perlu memahami cara meningkatkan visibilitas website Anda di mesin pencari seperti Google. Bagi para pemula, ...
Review Lengkap Website Belajar TOEFL Berbayar vs Gratis
15 Apr 2025 | 409
Persiapan menghadapi ujian TOEFL (Test of English as a Foreign Language) kini semakin dipermudah dengan adanya berbagai platform pembelajaran online. Dalam dunia yang semakin digital ini, ...
Meningkatkan Engagement Pengguna: Kunci Rating Aplikasi yang Lebih Baik
22 Mei 2025 | 100
Dalam dunia aplikasi mobile yang terus bersaing, salah satu aspek yang sering diabaikan oleh pengembang adalah tingkat engagement pengguna. Tingkat engagement yang tinggi bukan hanya ...
Dosa Ini Setara 73 Kali Zina Sama Ibu Sendiri, Tetangga Sering Lakukan
1 Maret 2023 | 1054
Ustadz Khalid Basalamah tegaskan menghindari dosa setara zina 73 kali dengan ibu Ini adalah jenis dosa yang dikatakan Ustadz Khalid ...
Rahasia Lolos FKUI dengan Strategi Sukses yang Terbukti
3 Maret 2025 | 269
Persaingan untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sangatlah ketat. Setiap tahun, ribuan calon mahasiswa berjuang untuk mendapatkan kursi di salah satu fakultas ...