Sering Bertanya Mengapa Begini? Mengapa Begitu?
Oleh IdeBlog, 1 Jan 2020
“Ih, kenapa sih aku ngga keterima di kampus A? Padahal kan aku udah belajar mati-matian!”
“Sedih, kenapa yang juara malah si B? Padahal, dia sering minta bantuanku.”
“Sebal, kenapa aku ngga terpilih untuk mendapatkan posisi itu di kantor?”
Dalam keseharian, tak jarang kita mendengar banyak tanya. “Mengapa begini?”, “Mengapa begitu?”
Tak jarang kita menggunakan juga alasan atas pertanyaan-pertanyaan kita. “Padahal aku kan sudah..., tapi mengapa ... .”
Ya, kita sering menggunakan persepsi dan pemahaman kita dalam mempertanyakan sesuatu yang menurut kita tepat. Kata kuncinya adalah ‘menurut kita’. Bisakah kita menggunakan persepsi dan pemahaman kita untuk mempertanyakan sesuatu? Tentu saja bisa, justru Allah meminta kita untuk berpikir atas segala sesuatu kok. Ada banyak ayat dalam Quran yang meminta kita untuk berpikir.
Seperti yang terdapat dalam Quran Surat Yunus ayat 3:
“Sesuangguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi ke dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang memberi syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya, (Dzat) yang demikianlah ialah Allah, Tuhan kamu, maka smbahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”
Namun hal yang selanjutnya kadang luput dari perhatian kita adalah mengenai hasil dari usaha-usaha yang sudah kita lakukan untuk mencapai sesuatu. Kita sering menilai bahwa usaha yang kita lakukan sudahlah optimal, jadi pasti akan berhasil. Padahal berhasil atau tidaknya sesuatu, Allah-lah yang punya hak prerogatifnya. Allah pula lah yang paling tahu apa yang paling baik bagi hamba-hambanya.
Percayalah atas persepsi-Nya. Tidak ada yang dapat menandingi ketetapan-Nya.
Jika ada sesuatu yang belum dapat engkau raih, tengoklah kembali niat atas usaha-usahamu. Apakah niatmu perlu direvisi? Apakah niatmu perlu diluruskan lagi? Peka jugalah apa yang sedang coba dipahamkan Allah pada diri dari peristiwa tersebut.
Bertanya ‘mengapa begini’, ‘mengapa begitu’ tak mengapa. Tapi tanyakan juga pada diri mengenai niat atas usaha-usaha yang kita lakukan.
Selamat berusaha, berdoa, dan yakinlah atas persepsi-Nya!
Artikel Terkait
Artikel Lainnya