Tryout.id
KPA Sebut Lahan IKN Nusantara Bukan Tanah Negara, Potensi Konflik Agraria?

KPA Sebut Lahan IKN Nusantara Bukan Tanah Negara, Potensi Konflik Agraria?

16 Maret 2022
548x
Ditulis oleh : IdeBlog

Kegiatan berkemah Presiden Jokowi di titik Nol IKN Nusantara, Senin 14 Maret 2022, sama sekali tak menyedot perhatian Yati Dahlia. Wanita yang rumahnya berjarak 10 kilomter dengan lokasi camping Presiden Jokowi itu tak peduli dengan ritual Gentong Nusantara.

Dahlia yang merupakan warga Suku Paser Balik, penduduk asli tempat calon berdirinya IKN ini mengaku masih syok. Ia masih belum percaya kalau lahannya telah dicaplok secara sepihak untuk proyek raksasa tersebut.

“Kami lebih fokus ke lahan-lahan kami yang kena plang. Padahal, Bapak Gubernur (Isran Noor) kemarin bilang, lahan pembangunan IKN itu tidak termasuk di lahan warga, tapi kenyataannya yang kami alami di sini, plangnya sudah ke pemukiman warga,” kata Yati dalam webinar Bersihkan Indonesia, Selasa 15 Maret 2022.

Ia menyatakan kecewa dengan kunjungan Jokowi ke lokasi proyek IKN, karena keluhan warga asli soal pencaplokan lahan tidak didengarkan. Bahkan camping Jokowi di titik nol dianggapnya tidak dapat memberikan manfaat bagi rakyat.

KPK Tak Main-Main Usut Dugaan Bagi-Bagi Kaveling di IKN Nusantara Jokowi: Hitungan Sementara Pembangunan IKN Butuh Rp 466 Triliun Jokowi Sebut IKN Nusantara Pekerjaan Rumit, Perkiraan 20 Tahun Baru Rampung

“Kemping kemarin kami tidak membutuhkan, hal itu buat apa? Tidak ada yang diuntungkan pula dengan itu,” kata Yati.

“Teriakan kami selama ini tidak didengarkan, kami seperti dianggap tidak ada di sini, tidak ada koordinasi seperti kepala adat atau tokoh-tokoh kami yang ada di sini. Kami tidak diberitahu,” sesal dia.

Karena itu, kata dia, suku asli Paser meminta jika memang IKN harus pindah ke Kalimantan Timur, hendaknya ada kejelasan atas lahan-lahan yang dimilikinya. Sehingga lahan-lahan adat tersebut tidak masuk dalam kawasan inti pusat pemerintahan seluas 6.671 hektare.

“Kami meminta agar tidak terkena dampak yang dipaksakan, seperti pemasangan plang yang terjadi. Itu menurut kami pengambilan secara sepihak. Kami tidak pernah diajak bertemu, tidak diajak koordinasi,” kata dia.

Masalah lahan IKN Nusantara disebutkan memang dikuasai oleh berbagai perizinan. Baik pertambangan hutan maupun perkebunan kelapa sawit. Namun yang tak kalah penting, juga ada masyarakat adat yang telah bermukim di sana puluhan tahun.

“Wilayah IKN ini juga memuat wilayah yang ditinggali masyarakat adat, dan kondisi ini menunjukkan sebenarnya perpindahan ini berpotensi menyebabkan konflik agraria yang pasti akan berkepanjangan,” ujar Kepala Divisi Kampanye Eksekutif Nasional WALHI, Hadi Jatmiko kepada liputan6.com, Selasa (15/3/2022).

Namun di sisi lain, ada sekelompok yang diuntungkan dengan perpindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur ini. Di kawasan ini, kata Hadi, ada banyak ‘dosa-dosa’ yang bakal ditebus pemerintah akibat ulah dari perusahaan-perusahaan di sana.

“Pasti banyak yang diuntungkan dengan IKN ini. Karena wilayah-wilayah yang dirusak di sana oleh perusahaan-perusahaan seperti pertambangan itu disubsidi dengan menghilangkan tanggung jawab mereka. Dan dugaan kita, mereka akan diberikan tukar guling di wilayah lain,” kata dia.

Hal itu bisa dilihat dari pernyataan Presiden Jokowi yang meminta urusan tanah segera diselesaikan dengan cepat. Makna dari ucapan itu, Hadi menuturkan, adalah agar proses-proses penyelesaian hak atas tanah dan perizinannya, akan ada tukar guling bagi wilayah yang masa berlakunya belum habis.

Contohnya, dia mengimbuhkan, perkebunan kayu atau hutan tanaman. Ia menduga itu pasti akan ada tukar guling di wilayah lain. Proses pembangunan di IKN akan membuat perusahaan tersebut dipindahkan yang tentunya berdampak ke wilayah lain.

“Jadi perpindahan IKN ini tidak hanya menguntungkan perusahaan, tapi juga bisa merusak wilayah lain. Belum lagi misalnya mobilisasi sumber daya untuk membangun ini. Indikator ini sangat terlihat, perpindahan bukan jadi pemerataan, tapi lebih kepada skenario untuk menguntungkan para pengusaha atau oligarki,” terang Hadi.

Karena menurut dia, harusnya konsep pemerataan yang digaungkan pemerintah bukanlah terbatas pada pindahnya Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur semata, dengan mengarahkan kepada satu pulau tertentu. Tapi pemerataan itu harus berbasis pada pembangunan manusia dan ekonomi masyarakat.

“Caranya bisa dengan pengakuan terhadap pulau lain dan mengakui misal lahan-lahan yang dikelola masyarakat diberi bantuan pemaksimalan dalam hal fungsi dari pertaniannya, dan tidak harus dengan pindah. Sebab perpindahan akan tetap menguntungkan pengusaha,” ujar Hadi.

Dia menilai, penunjukkan Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe membuktikan proyek IKN Nusantara ini sarat akan kepentingan bisnis oligarki. Terlebih bila melihat Wakil Kepala Otorita yang berlatar belakang dari sebuah grup perusahaan, yang diketahui banyak melakukan pengerusakan hutan.

“Artinya dengan penunjukkan ini, negara memberikan apresiasi kepada perusahaan itu atas kerusakan-kerusakan yang sudah mereka lakukan, seperti dilegitimasi begitu,” kata dia.

Dia menegaskan, akibat dari proyek IKN ini, keberadaan masyarakat adat pun berada di ujung tanduk. Mereka terancam tergusur dari lokasi yang sudah lama dihuninya selama bertahun-tahun.

“Nasib masyarakat adat ke depannya dipastikan pendekatan pembangunan ini menggusur mereka. Dan ini akan terulang lagi di rezim Jokowi ini, padahal kita harap hal itu sudah berhenti di era Orba dan dapat menjadi lebih baik setelah reformasi. Tetapi sudah 20 tahun lebih reformasi, nyatanya kebijakan yang digunakan masih sama, memindah dengan menggusur,” demikian Hadi menandaskan. (hajinews)

Berita Terkait
Baca Juga:
Mengapa Orang Senang Mendengarkan Musik?

Mengapa Orang Senang Mendengarkan Musik?

Hobi      

23 Feb 2020 | 2135


Mendengarkan musik adalah hal yang sering kita lakukan dalam keseharian kita. Mendengarkan musik bisa dilakukan sambil belajar, membaca, menulis, mengerjakan tugas, memasak, berkebun, ...

Hewan di Sekitar Kita dan Misi (Rahasianya)...

Hewan di Sekitar Kita dan Misi (Rahasianya)...

Majalah Dinding      

9 Maret 2020 | 1669


Hei, pernahkah kalian memperhatikan ada berapa jenis hewan yang ada di sekitar kita? Sebut saja kucing, ayam, burung, kupu-kupu, ngengat, capung, ulat, nyamuk, cicak, lalat, dan berbagai ...

Terimakasih Tuhan Kirimkan Pagi

Terimakasih Tuhan Kirimkan Pagi

Majalah Dinding      

11 Maret 2020 | 976


Terimakasih Pagi, Engkau setia mendatangi Engkau ingatkan terang setelah gelap   Terimakasih Pagi, Engkau tak pernah lupa ingatkanku Berikan sejuk penyemangat memulai ...

2 Waktu yang Paling Berkah di Bulan Ramadhan

2 Waktu yang Paling Berkah di Bulan Ramadhan

Religi      

10 Apr 2022 | 611


Dalam Islam disebutkan ada waktu-waktu yang penuh dengan limpahan keberkahan , salah satunya adalah di waktu pagi hari. Di bulan Ramadhan , keberkahan waktu ini sangat dahsyat keutamaannya. ...

Alpukat Enak di Makan dan Wajah Cantik dengan Alpukat

Alpukat Enak di Makan dan Wajah Cantik dengan Alpukat

Kecantikan      

11 Maret 2020 | 1232


Alpukat Enak di Makan dan Wajah Cantik dengan Alpukat – Setiap orang pastinya sudah mengenal buah alpukat. Ya, alpukat seringkali dianggap sebagai buah mentega karena teksturnya yang ...

Mengapa Pelajar Bisa Stres?

Mengapa Pelajar Bisa Stres?

Pendidikan      

3 Des 2019 | 1496


Beberapa waktu lalu, aku mendapatkan cerita tentang salah satu topik yang dibahas di grup whats app sebuah sekolah menengah atas. Topik yang membuatku berpikir apa alasan di balik ...