Al Masoem
Gubernur Kalbar Sebut Deforestasi dan Tambang Penyebab Bencana Banjir

Gubernur Kalbar Sebut Deforestasi dan Tambang Penyebab Bencana Banjir

10 Nov 2021
995x
Ditulis oleh : IdeBlog

 

Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji mengakui bahwa deforestasi dan pertambangan adalah penyebab bencana banjir yang menerjang beberapa wilayahnya belakangan ini, termasuk Sintang.

Sutarmidji membandingkan penyebab banjir itu dengan banjir tahun 1963. Menurutnya, ada perbedaan antara penyebab banjir saat ini dengan tahun tersebut. Ia berkata, banjir tahun 1963 dipicu oleh perubahan iklim bukan deforestasi. Sebab, saat itu aliran sungai dan serapan air masih terbilang bagus.

“Kalau sekarang ini lebih banyak karena deforestasi dan pertambangan tidak diikuti dengan menangani tempat pembuangan, aliran air dan sebagainya,” kata Sutarmidji dalam wawancara di TV One, dilansir CNNIndonesia, Selasa (9/11).

Sutarmidji menuturkan, hutan-hutan di Kalbar sudah habis lantaran Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) banyak diberikan kepada perusahaan. Sehingga, lahan konsesi lebih banyak dibanding dengan hutan yang ada.

Apalagi, kata Sutamidji, pemberian HTI itu dibarengi dengan manajemen dan pengawasan yang buruk. Ia mengungkapkan, banyak perusahaan yang menebang kayu sembarangan dan tidak bertanggung jawab.

“HTI itu kan diberikan harusnya dengan memanajemen dalam memperlakukan lahan. Tapi yang dilakukan oleh pemegang konsesi HTI saat ini adalah kayu-kayu nya diambil semua, ditebang semua, iuran hasil hutannya tidak dia bayar kemudian lahan dia tinggalkan, dia tidak tanam lagi,” paparnya.

Selain itu, konsesi untuk tambang juga ikut menyumbang bencana banjir. Sutarmidji menyebut pertambangan di Kalbar itu cukup besar-besaran.

“Tambang diberikan konsesi untuk ekspor mentah tidak diolah. Bayangkan 49 juta ton setiap tahun. Kalau misalnya 5 tahun aja itu sudah berapa luas lahan di Kalbar yang turun,” ujarnya.

Konsesi lahan itu kemudian banyak mengurangi lahan hutan atau deforestasi. Ia menyebut, akibat konsesi itu, resapan air pun turut berkurang. Imbasnya, ketika musim hujan tiba, air yang turun tidak dapat terserap.

“Hujan kan sudah tidak ada resapan lagi. Kayu kayu sudah tidak ada untuk penyimpanan air,” ucapnya.

Sutarmidji mengklaim pihaknya ingin mencabut HTI tersebut. Namun, pihaknya tak punya wewenang untuk mencabut HTI tersebut. Sebab, HTI diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Terkait itu, ia mendesak KLHK agar semua HTI itu dicabut. Ia ingin, hutan hutan dikembalikan kepada warga.

“Penyebab hutan hutan habis itu adalah ya pemberian konsesi hutan HTI. Itu yang harusnya dicabut semua, cabut semua kemudian kita penghutanan kembali. Dan serahkan ke masyarakat HTI itu. Negara [harusnya cukup] menyediakan bibit dan sebagainya,” kata dia.

Sebelumnya, banjir terjadi di 12 Kecamatan di Kabupaten Sintang. Selama lebih dari dua pekan banjir itu tak kunjung surut.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sintang yang dihimpun olehnya, per Sabtu (6/11), sebanyak 24.522 KK atau 87.496 jiwa terdampak. Abdul menyebut, banjir itu mengakibatkan dua warga meninggal dunia, masing-masing di Kecamatan Tempunak dan Binjai. (hajinews)

 

Berita Terkait
Baca Juga:
Pengiriman Ke Papua Bukan Lagi Masalah

Pengiriman Ke Papua Bukan Lagi Masalah

Tips      

30 Jun 2021 | 1462


Pada saat mau kirim barang ke Papua kadang suka mikir-mikir ya, karena biaya pengiriman ke Papua memang beda dari yang lainnya dibilang cukup mahal. Banyak juga sih orang-orang mengeluhkan ...

Ini Tentang Penyelesaian Konflik (pada Anak)...

Ini Tentang Penyelesaian Konflik (pada Anak)...

Pendidikan      

3 Jan 2020 | 1050


Konflik... Ini adalah hal yang rasanya pernah dialami oleh setiap orang. Dan konflik ini terjadi tanpa memandang usia, setidaknya sejak kau bayi kau pernah mengalaminya dalam bentuk yang ...

Sinetron VS Drakor

Sinetron VS Drakor

Hobi      

13 Jan 2020 | 1217


Nonton drama, ini adalah salah satu aktivitas yang banyak digandrungi, khususnya oleh kaum wanita. Entah apa latar belakangnya mengapa hobi ini lebih banyak disukai oleh wanita, ketimbang ...

Waspada! 5 Titik Pada Tubuh Ini Menandakan Gejala Penyakit Jantung

Waspada! 5 Titik Pada Tubuh Ini Menandakan Gejala Penyakit Jantung

Kesehatan      

17 Feb 2021 | 778


Penyakit paling berbahaya dan bisa menyebabkan kematian diantaranya adalah penyakit jantung. Tidak sedikit yang mengalami penyakit jantung yang berujung pada kematian. Penyakit ini bahkan ...

Naik Apa Ke Kampus atau Kantor Esok Pagi?

Naik Apa Ke Kampus atau Kantor Esok Pagi?

Majalah Dinding      

9 Jan 2020 | 922


Ketika berangkat kuliah atau bekerja... Apakah  kamu pernah merasakan semilirnya angin ketika kamu naik becak? Apakah kamu tidak tergoda untuk menikmati pemandangan jalanan dari ...

KPA Sebut Lahan IKN Nusantara Bukan Tanah Negara, Potensi Konflik Agraria?

KPA Sebut Lahan IKN Nusantara Bukan Tanah Negara, Potensi Konflik Agraria?

Wisata      

16 Maret 2022 | 540


Kegiatan berkemah Presiden Jokowi di titik Nol IKN Nusantara, Senin 14 Maret 2022, sama sekali tak menyedot perhatian Yati Dahlia. Wanita yang rumahnya berjarak 10 kilomter dengan lokasi ...