
Ada satu isu yang sering dibahas di kalangan para orangtua belakangan ini.
“Waduh, kenapa anak saya ngga mau belajar padahal besok ulangan?”
“Bingung deh, anak saya susah disuruh ngerjain PR.”
“Jangankan disuruh belajar, bukunya aja ngga tau ada di mana.”
Kurang lebih itu adalah satu isi dari sekian isu lainnya yang dikeluhkan oleh para orangtua dalam menghadapi anaknya untuk urusan sekolah.
Kalau kita lihat benang merah dari keluhan-keluhan di atas, ada satu kata yang bisa mewakilinya. Ya, ‘kemandirian’ hal inilah salah satu hal yang mendasari terjadinya keluhan-keluhan di atas. Kalau kita lihat lagi apa yang menjadi akar dari kemandirian ini, kita coba lihat dahulu setting tempat dan setting waktu di mana anak-anak ini berada sekarang. Di zaman milenial lah anak-anak sekarang berada! Di zaman yang serba instan, serba cepat, berorientasi pada hasil, tanpa melihat proses. Betapa zaman penuh tantangan bukan? Tapi bagi Anda para orangtua, tak perlu risau. Kini pun perkembangan dunia pendidikan anak sudah semakin majunya. Kita lihat yuk, apa saja yang bisa dilakukan dan dilatihkan pada anak untuk meningkatkan kemandiriannya!
Biasakan anak untuk melakukan berbagai kebutuhan pribadinya sendiri
Berilah anak pilihan-pilihan dalam melakukan berbagai aktivitasnya. Misal: ketika ia hendak memakai baju, minta anak memilih baju yang ia ingin kenakan. Lalu kemudian orangtua mendampingi anak ketika ia berlatih mengenakan bajunya sendiri. Ini adalah hal yang rutin dilakukan oleh anak di rumah. Tak jarang, tanpa sadar orangtua pun ‘salah gaul’ ingin anak dapat serba cepat dalam melakukan sesuatu. Para orangtua harus waspada untuk tidak terpengaruh dengan budaya di zaman milenial seperti sekarang ini ya! Hargai proses anak dalam menuntaskan aktivitas-aktivitas kesehariannya, misalkan: mengancingkan baju, menalikan tali sepatu, melipat pakaian, dan berbagai hal keseharian lainnya. Bimbing anak untuk dapat melakukan hal ini dengan mandiri. Tahanlah untuk tidak mengambil alih urusan ini. Memang, akan sangat ‘menggemaskan’ ketika anak mengerjakan semua ini, apalagi jika anak berlama-lama. Tapi dari proses ini lah anak mengawali fase latihan kemandiriannya.
Biasakan anak untuk atasi sendiri (dulu) kesulitannya
Kemandirian bukan lah hanya melatih anak untuk bisa melakukan hal ‘rutin’ saja. Tapi kemandirian juga dapat melatih anak dalam menghadapi hal ‘di luar rutin-nya’. Hal ini lah yang disebut sebagai kesulitan. Latih anak untuk dapat menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya. Tahanlah dulu bantuan dari ayah atau ibu ketika melihat anaknya kesulitan. Lihat bagaimana ia menyikapi kesulitannya. Terbayang, ketika ia terbiasa ‘disuapi’ bagaimana ia dapat ‘makan’ secara mandiri kelak ketika ia beranjak dewasa. Hal ini pun dapat terlihat dari kemandiriannya dalam belajar di sekolah. Pilihan sikap yang diambil anak ketika ia kesulitan belajar, tergantung bagaimana kebiasaannya dalam memecahkan masalah dalam kesehariannya. Bisa jadi anak akan diam, berusaha sendiri, atau pun meminta bantuan. Ketika ia memilih pilihan sikapnya, latih juga anak untuk menerima konsekuensi dari pilihan sikapnya ini. Hal ini lah dalah satu yang akan menumbuhkan sikap tanggung jawab.
Latih anak untuk dapat melakukan strategi untuk dapat atasi kesulitannya
Komunikasi dan perhatian memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak. Nah, lewat komunikasi ini, biasakan untuk berdiskusi mengenai keberhasilan dan kesulitan yang dihadapi anak dalam kesehariannya. Misal: ada anak yang sering kesulitan membedakan arah kiri dan kanan. Bisa juga lho orangtua memberi strategi bagi anak dengan meminta anak mengingat bahwa arah kanan adalah sama dengan tangan yang biasa kamu pakai untuk menulis. Bisa juga meminta anak untuk mengarahkan dirinya agar dapat menemukan sendiri strategi apa yang dapat ia lakukan ketika ia kesulitan.
Semoga kemandirian anak-anak di zaman milenial ini bisa berkembang sesuai dengan tantangannya ya!
Latihan Speaking TOEFL: 3 Teknik Hebat Agar Bicara Lebih Natural
20 Maret 2025 | 272
Dalam persiapan menghadapi ujian TOEFL, aspek speaking sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi banyak peserta. Terutama, kemampuan untuk berbicara secara natural dan meyakinkan sangat ...
Mengasah Afeksi Lewat Memelihara Kucing
12 Maret 2020 | 1711
Afeksi, aku berasa mengikuti kelas perkuliahan dengan topik tersebut setelah sekian bulan berinteraksi dengan keluarga kecil kucingku. Entah bagaimana aku bisa sayang kepada kucing ...
Jasa Share Artikel Website: Mengatasi Tantangan dan Peluang dalam SEO Off-Page
23 Maret 2025 | 234
Di era digital saat ini, memiliki website yang menarik dan informatif saja tidak cukup. Agar website Anda dapat bersaing di dunia maya, penting untuk memanfaatkan strategi SEO (Search ...
Komika Stand Up Comedy Indonesia Yang Populer
22 Mei 2020 | 2547
Stand up comedy Indonesia memiliki penggemar yang banyak dan telah menjadi ajang perlombaan hampir setiap tahunnya. Dari tahun ke tahun, bermunculan komika stand up comedy Indonesia dengan ...
Tips Efektif Membangun Komunitas di Instagram untuk Meningkatkan Engagement
26 Maret 2025 | 334
Instagram telah menjadi salah satu media sosial yang paling populer untuk bisnis, terutama dalam membangun komunitas. Ketika sebuah komunitas terbangun dengan baik, hal ini tidak hanya akan ...
Jemaah Haji Boleh Bawa 5 Liter Zamzam per Orang, Tapi...
14 Jul 2022 | 1206
Jemaah haji diperbolehkan membawa lima liter air zamzam saat kembali ke Tanah Air. Tapi, air zamzam tersebut tidak boleh dimasukkan ke dalam bagasi tercatat. Air zamzam dari Tanah Suci ...