DLH Kota Mojokerto Teken Kerja Sama Strategis Bangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
Oleh IdeBlog, 3 Nov 2025
DLH Kota Mojokerto, upaya Pemerintah Kota Mojokerto dalam Mewujudkan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan kembali menunjukkan kemajuan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto dengan webresminya dlhkotamojokerto.id resmi menandatangi kerja sama strategis dengan sejumlah pihak terkait pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPTS) yang berlokasi di wilayah perbatasan kota.
Pendantanganan kerja sama ini berlangsung di Kantor Wali Kota Mojokerto, Senin (tanggal disesuaikan) dan disaksikan langsung oleh Wali Kota Mojokerto beserta jajaran pejabat daerah. Kesepakatan ini melibatkan DLH Kota Mojokerto, pihak swasta, dan lembaga teknis pengelolaan sampah, dengan tujuan memperkuat sistem pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkulasi dan ramah lingkungan.
Kepala DLH Kota Mojokerto, mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot dalam menindaklanjuti kebijakan nasional tentang pengelolaan sampah terpadu dan pengurangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Selama ini volume sampah di Kota Mojokerto terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi. Dengan adanya TPST, kita berharap proses pengolahan bisa dilakukan lebih efisien dan berorientasi pada daur ulang,” ujarnya.
Menurut data DLH, volume sampah di kota Mojokerto mencapai sekitar 80 ton per hari, dengan dominasi sampah rumah tangga dan organik. Melalui fasilitas TPST yang akan dibangun, sekitar 60-70% sampah ditargetkan dapat diolah menjadi bahan bernilai guna seperti kompos, bahan bakar alternatif (Refuse Derived Fuel/RDF), serta produk daur ulang dari plastik dan kertas.
Wali kota Mojokerto dalam sambutannya menegaskan bahwa pembangunan TPSP ini merupakan langkah konkret dalam mendukung visi kota hijau dan berketananan lingkungan. “Kita ingin mengubah paradigm dari buang sampah menjadi kelola sampah. TPSP ini bukan hanya proyek fisik, tetapi juga simbol kolaborasi dan kesadaran baru bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan lingkungan,” katanya.
Kerja sama strategis ini juga mencakup aspek pemberdayaan masyarakat, di mana kelompok bank sampah, pelaku UMKM daur ulang, serta komunitas lingkungan akan dilibatkan dalam proses pengumpulan dan pengelolaan sampah. DLH menilai, pastisipasi warga menjadi kunci agar sistem TPST bisa berjalan efektif dan berkelanjutan.
Selain itu, TPST yang akan dibangun ini dirancang dengan teknologi pengolahan modern, seperti mesin pemilah otomatis dan instalasi pengomposan cepat, untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi karbon dari kegiatan pengelolaan sampah. Pihak swasta yang menjadi mitra juga berkomitmen mendukung transfer teknologi serta pelatihan tenaga kerja lokal.
Ke depan, DLH menargetkan TPST Mojokerto dapat menjadi proyek percontohan pengelolaan sampah terpadu di tingkat kota kecil menengah. Dengan sistem terintegrasi, diharapkan ketergantungan terhadap TPA Benowo (Surabaya) dapat berkurang secara signifikan.
“Langkah ini bukan hanya tentang kebersihan, tetapi juga tentang masa depan kota. Lingkungan yang sehat adalah fondasi pembangunan berkelanjutan,” ujar Kepala DLH menutup pernyataannya.
Melalui kerja sama strategis ini, Kota Mojokerto menunjukkan komitmennya untuk terus berinovasi dalam pengelolaan lingkungan. Dengan dukungan semua pihak, pemrintah, swasta, dan masyarakat, TPST diharapkan menjadi solusi nyata bagi persoalan sampah yang selama ini menjadi tantangan utama perkotaan.
Artikel Terkait
Artikel Lainnya